Hal Yang Sering Kita Abaikan Ketika Mengembangkan Produk atau Jasa
Ketikan muncul dengan ide untuk produk atau jasa baru, ada dua hal yang selalu kita tanyakan. Pertama, apakah produk atau jasa ini dapat di buat? Dan, apakah produk atau jasa yang akan kita buat ini nantinya akan laku?
Jika pertanyaan pertama jawabannya “Ya”, maka selanjutnya kita akan mulai mencari pelanggan mana yang memiliki masalah yang dapat diselesaikan dengan produk atau jasa kita tawarkan.
Ya, kita fokus pada menyelesaikan masalah pelanggan dengan produk atau jasa kita. Sebagai contoh, jasa laundry fokus untuk membantu (memudahkan) pelanggan dalam hal mencuci pakaian.
Menentukan Pelanggan
Pada dasarnya, ada dua cara dalam menentukan pelanggan kita. Pertama menentukan produk/jasa terlebih dahulu kemudian menentukan pelanggan (pelanggan dapat berubah). Kedua, menentukan pelanggan terlebih dahulu kemudian menentukan produk atau jasa yang sesuai (produk/jasa dapat berubah menyesuaikan dengan pelanggan).
Kita tentukan menggunakan pendekatan pertama dalam tulisan ini, yaitu kita telah menentukan produk/jasa dan akan mencari pelanggan yang sesuai.
Perlu saya ingatkan, kata “pelanggan” yang saya gunakan dalam tulisan ini maksudnya adalah segmen pasar yang akan kita sasar.
Umumnya setelah mengetahui kelompok pelanggan mana yang memiliki kebutuhan atau permasalahan yang dapat diselesaikan dengan produk/jasa kita tawarkan, kita akan mulai menghitung kemampuan pelanggan kita untuk membeli produk/layan yang kita tawarkan. Pada tahap ini kata akan menentukan berapa harga yang tepat untuk produk/jasa yang kita tawarkan sehingga pelanggan yang kita sasar dapat membelinya dan tentu saja dengan harga itu kita mendapatkan keuntungan.
Bagaimana jika anda telah melakukan riset (misalnya wawancara) pada calon pelanggan anda, dan mendapati bahwa mereka membutuhkan produk/jasa yang ada tawarkan dan memiliki kemampuan untuk membayar sesuai dengan harga yang anda tawarkan. Tapi pada kenyataannya, pada saat anda memasarkan produk/jasa tersebut, pelanggan yang anda sasar tidak membelinya.
Apa yang salah? Bukankan calon pelanggan anda butuh dengan produk/jasa yang anda tawarkan? Bukannya harga produk/jasa tersebut sudah sesuai dengan kemampuan mereka?
Kita Sering Mengabaikan Persepsi Orang Lain Terhadap Pelanggan Kita
Jawabannya adalah karena persepsi. Bukan persepsi calon pelanggan kita, tapi persepsi orang lain terhadap calon pelanggan kita jika menggunakan produk/jasa yang kita tawarkan.
Untuk lebih jelasnya, saya akan membahasnya dengan menggunakan contoh jasa laundry pakaian di Majene.
Tahun 2016, saya membuka jasa laundry di Majene dengan target pasarnya ibu-ibu rumah tangga. Saya telah menentukan harga jasa laundry menurut hasil wawancara saya dengan beberapa calon pelanggan mereka mampu dan mau jika harganya segitu. Singkat cerita, saya pun mulai. Tapi hingga beberapa bulan, jasa laundry ini masih saja sepi.
Jadi apa yang salah?
Yang salah adalah saya mengabaikan persepsi orang lain pada calon pelanggan saya jika menggunakan jasa laundry. Hal ini saya sadari setelah beberapa bulan dan melihat justru bapak-bapak (suami) yang sering menggunakan jasa laundry ini.
Jadi, dari hasil pengamatan dan wawancara kecil-kecilan saya. Ternyata,
• Ibu-ibu menggunakan jasa laundry dianggap (dipersepsikan) oleh warga lain sebagai ibu-ibu yang pemalas.
• Bapak-bapak (suami) yang menggunakan jasa laundry dianggap (dipersepsikan) sebagai suami yang baik karena ingin meringankan beban pekerjaan rumah tangga istri.
Tentu saja persepsi ini bisa jadi penghalang atau justru jadi pendorong calon pelangan kita untuk menggunakan produk/jasa yang kita tawarkan. Tergantung apakah persepsi tersebut sesuai dengan yang diinginkan pelanggan kita.
Kesimpulan
Dalam melakukan pengembangan produk atau jasa, penting untuk dipertimbangkan bukan hanya pada aspek produk/jasa dalam menyelesaikan masalah pelanggan dan kemampuan pelanggan untuk membeli prouk/jasa. Tapi juga persepsi yang diharapkan pelanggan jika menggunakan produk/jasa yang kita tawarkan.
Seperti misalnya, orang ingin menggunakan iPhone terbaru karena ingin dipersepsikan sebagai orang kaya.
sumber : https://musyrifah.com/2017/02/24/hal-yang-sering-kita-abaikan-ketika-mengembangkan-produk-atau-jasa/
Posting Komentar