BAGAIMANA BISNIS KECIL BISA BERSAING MELAWAN YANG BESAR
Bagaimana bisnis kecil bisa bersaing melawan bisnis besar?
Jelas dari segi modal (uang), koneksi, tenaga/karyawan, dan sumber daya lainnya kita (bisnis kecil) tidak mampu bersaing melawan para raksasa tersebut (bisnis besar). Terlebih mereka yang bisnisnya memiliki investor (dana gila) dan timnya dipenuhi oleh profesional-profesional dibidangnya.
Tapi ada satu cerita yang sangat menarik:
“Di suatu negeri antah berantah, ada beberapa raksasa kuat sedang bertarung memperebutkan sepotong kue yang terkenal sangat lezat di mana saking lezatnya kue tersebut, raksasa tersebut rela bertarung bersimpah darah, namun karena pertarungan raksasa yang begitu sengit bukannya kenyang karena makan kue yang lezat tersebut malah kue tersebut menjadi hancur berantakan menjadi beberapa remahan-remahan kecil.
Tidak lama kemudian seekor raja tikus kecil mengambil dan memakan potongan-potongan kue lezat tersebut sampai kenyang. Raja tikus tahu bahwa ia tidak akan mampu bersaing dengan para raksasa tersebut, jadi daripada bertarung melawan raksasa akhirnya si tikus tersebut fokus dengan potongan kue kecil tersebut.”
Cerita ini berasal dari founder Evoucher dan menurut saya bisa menginspirasi para pebisnis kecil yang memiliki keterbatasan dalam melawan dominasi raksasa-raksasa bisnis yang sudah ada.
Analoginya para raksasa yang sedang bertarung adalah para pebisnis besar, dan raja tikus kecil itu adalah para pebisnis kecil. Kenyataannya memang hal ini sering terjadi didunia bisnis, cobalah perhatikan:
- Rata-rata 80% market (kue besar) dikuasai oleh 20% pebisnis besar (raksasa)
- dan sisa 20% market (potongan kue kecil) diperebutkan oleh 80% pebisnis-pebisnis kecil lainnya (ingat prinsip pareto)
Daripada fokus bersaing dengan para pebisnis besar yang sudah ada, lebih baik kita mencari celah lain yang belum dilakukan dengan baik oleh para raksasa tersebut.
Inilah beberapa tips yang dapat saya bagikan:
1. Jangan takut terhadap kompetisi namun juga jangan bersaing secara langsung/frontal
Rata-rata pebisnis kecil takut menghadapi persaingan, padahal kompetisi akan selalu ada. Tempat terbaik membuka restoran baru adalah tepat disebelah restoran besar yang sudah sukses. Mungkin pada awalnya Anda hanya mendapat muntahan (remahan kue kecil) dari pelanggan restoran lain, tetapi setidaknya mereka (restoran besar) sudah dengan baik hati membangun audience untuk Anda, walaupun persaingannya sulit tetapi jika Anda bisa membuat sesuatu yang lebih baik/berbeda maka bukan hal yang mustahil Anda bisa menguasai market tersebut.
Pada akhirnya orang-orang akan memilih yang terbaik.
Namun jangan juga bersaing secara frontal dengan bisnis besar karena jelas akan kalah resource. Daripada bersaing langsung head-to-head lebih baik Anda tawarkan sesuatu yang lain (value lebih) yang tidak ditawarkan oleh raksasa tersebut.
In branding “different” is better than “better”.
Dalam branding sebenarnya menjadi “berbeda” itu jauh lebih baik daripada menjadi “lebih baik”.
Jadilah berbeda, dan bertahanlah sebisa mungkin (survive). Fokus utama bisnis kecil bukanlah mengalahkan bisnis besar atau mendominasi market, tetapi mencari celah yang ada (potongan kue kecil), bertahan hidup (survive) dan terus tumbuh (growing) secara perlahan tapi pasti.
Mulailah bertanya: Apa sesuatu yang bisa Anda berikan pada customer dan tidak ditawarkan oleh kompetitor Anda?
Jika Anda tidak tahu, maka poin berikutnya harus sangat Anda perhatikan.
2. Terimalah kompleksitas yang ada
Jika Anda memulai bisnis dan memiliki banyak uang untuk diinvestasikan, maka cara yang paling simpel adalah meng-hire freelancer/karyawan dan biarkan mereka yang mengurus hal-hal kompleks yang ada seperti desain, coding, writing, customer service, sales, marketing dan operasional lainnya.
Tetapi bagi pebisnis kecil dengan dana seadanya, mau tidak mau Anda harus bootstrap (menggunakan apapun yang sudah ada) untuk menuju sukses. Dan satu hal yang paling penting yang bisa Anda lakukan adalah menerima kompleksitas yang ada.
Anda tidak mau keluar modal? Berarti Anda harus mau repot.
Sadari kalau Anda harus belajar banyak hal dan mendedikasikan waktu untuk mempelajarinya.
Karena Anda harus hemat dalam masalah uang, maka hampir semuanya akan Anda lakukan sendiri, manfaatkan apapun yang bisa Anda gunakan, dan jadilah fleksibel. Artinya Anda harus menyesuaikan antara idealisme bisnis Anda dengan realita yang ada, jangan paksakan sesuatu yang memang diluar batasan Anda, tetapi jadilah fleksibel dan sesuaikan bisnis Anda dengan keadaan.
Tanyalah: Bisnis apa yang bisa dilakukan dengan keadaan Anda yang sekarang? Atau apakah keadaan Anda memungkinkan untuk membangun sebuah bisnis?
Jika Anda tidak tahu, maka sebaiknya jangan membangun bisnis. Toh bisnis bukanlah satu-satunya cara untuk menjalani hidup.
3. Fokus pada bertahan hidup dan tumbuh
Teruslah bertahan hidup (survive). Jika Anda mampu bertahan ditahun-tahun pertama (90% lebih bisnis gagal pada tahun pertamanya) maka Anda akan bisa beradaptasi dan menemukan celah terbaik untuk bisnis Anda.
Setelah berhasil bertahan maka langkah selanjutnya adalah bertumbuh.
Lebih baik maju setengah langkah daripada tidak maju sama sekali. Jika bisnis Anda stabil (dengan kata lain stuck) sama saja bisnis Anda mati. Dalam bisnis hanya ada 2 kemungkinan yaitu maju atau mundur. Stabil artinya mundur, stabil terlalu lama artinya mati.
Ketika sebuah bisnis stabil/stuck maka kompetitor Anda bergerak (bisnis besar) dan ketika Anda menyadarinya kemungkinan besar semuanya sudah terlambat. Survive saja tidaklah cukup, Anda harus berkembang (grow) walaupun sedikit demi sedikit, setidaknya pertumbuhan yang lambat masih lebih baik daripada keadaan yang stabil (stuck).
- Jika Anda membuat blog dan trafik Anda stuck, maka cepat atau lambat blog Anda akan mati.
- Jika Anda membuat toko online dan penjualan (sales) Anda stuck, maka cepat atau lambat toko Anda akan bangkrut.
Karena itu sangat penting untuk memperhatikan angka dan statistik bisnis Anda. Pahami behavior customer Anda, jadilah spesialis terhadap kebutuhan customer Anda dan pastikan Anda terus fokus disana.
Cara terbaik adalah dengan melihat apa kritik/keluhan yang diberikan oleh pelanggan dari kompetitor Anda. Pelajari dan dedikasikan diri Anda untuk dapat mengisi celah tersebut.
Memang kenyataannya sulit memenangkan persaingan melawan bisnis besar yang sudah mendominasi, tetapi bisnis adalah dunia yang penuh dengan dinamika, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dimasa depan, apa yang terlihat besar sekarang bisa menjadi kecil dan tidak berarti nantinya, contoh dulunya Google (bisnis kecil pada saat itu) pernah mau dijual kepada Yahoo (bisnis besar) namun ditolak, akhirnya Google mencoba peruntungannya sendiri, dan keadaanpun berbalik, sekarang Google menjadi raksasa teknologi no. 1 dan Yahoo berada diambang kematian.
Sebagai kesimpulan, untuk Anda bisnis kecil yang sedang berjuang ditengah pertempuran para raksasa:
- Jangan pernah takut dengan kompetisi yang ada, tetapi juga jangan bergerak sembarangan, jangan berhadapan face to face dengan yang besar karena jelas akan kalah, fokus pada mencari remahan-remahan kecil yang tidak diperhatikan oleh para raksasa tersebut. Carilah value lain yang bisa Anda tawarkan, ingatlah Anda tidak perlu menjadi “lebih baik” untuk menang, cukup menjadi “berbeda” dari yang lain.
- Pahami batasan Anda dan terimalah kompleksitas yang ada. Anda harus mau banyak belajar dan bekerja, Anda akan sangat repot, dan disini akan teruji seberapa jauh niat Anda dalam memperjuangkan bisnis.
- Jadilah berbeda, bertahan hiduplah, dan fokus bertumbuh setiap harinya. Pastikan bisnis Anda terus maju selangkah demi selangkah, perhatikan data/statistik bisnis Anda, dan yang paling penting dengarkan feedback dari customer. Jika Anda tidak memiliki customer yang memberi masukkan, maka tanyalah, mintalah masukkan, dan kalau belum cukup, perhatikan feedback dari kompetitor Anda.
- Terulah belajar, teruslah bekerja, pada akhirnya dedikasi Andalah yang paling berperan terhadap kesuksesan bisnis Anda. Tujuan Anda bukanlah untuk cepat-cepatan mendominasi market atau mengalahkan raksasa bisnis lainnya, tetapi konsisten bertahan dan tumbuh secara perlahan, bangunlah sebuah long-sustainable business, jadilah fleksibel sesuai keadaan, selalu ikuti kata hati dan intuisi anda (follow your heart and intuition).
Dan yang paling penting adalah jangan mudah menyerah khususnya diawal.
It’s always slowest dan hardest at the start, that’s why most people give up, and that’s mean they give up their success.
sumber : http://solusik.com/bisnis-kecil/
Posting Komentar