Buku > Retail Rules > 5.2. Pertumbuhan yang Luar Biasa
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditanggapi pemain ritel dan manufaktur dengan ekspansi dan program yang agresif. Hal ini bisa dilihat dari aktifnya para peritel dalam mengembangkan jumlah gerai toko, baik modern maupun tradisional. Berdasarkan sensus Nielsen, jumlah toko tradisional terus bertambah sekitar 1%-2% per tahun, semakin menyebar dan lebih mendekatkan diri ke konsumen, yaitu tumbuh di perumahan dan di pinggir jalan besar.
Karena proporsi populasi Indonesia 60% masih tinggal di desa (rural), toko tradisional masih mendominasi penjualan ritel yaitu sebesar 90% dengan tingkat kunjungan yang juga tertinggi, yaitu 25 kali dalam sebulan atau hampir setiap hari. Keberadaan toko tradisional, besar maupun kecil, dalam jarak yang dekat dengan konsumen, memposisikan toko tradisional sebagai toko yang paling mudah dijangkau (convenient).
Toko tradisional, menurut konsumen, masih menjadi tempat paling populer karena konsumen juga mendapatkan beberapa kelebihan lain, yaitu bisa membeli produk sesuai kebutuhan, misalnya seperempat kilogram gula pasir, dua batang rokok. Sistem pembayaran bisa dilakukan dengan cara berutang atau belanjaan baru dibayarkan pada saat gajian. Berbelanja bisa dilakukan dengan penampilan apa adanya, tanpa harus bersolek.
Menyikapi perilaku belanja di pasar tradisional yang seperti itu, produsen menyesuaikan diri dengan mengemas produk yang simple agar mampu menciptakan harga yang semakin kompetitif. Hal ini antara lain diwujudkan melalui bentuk kemasan, yang mengalami evolusi dari kemasan standar menjadi kemasan kecil, serta memasang harga jual ajaib yang sesuai dengan keping mata uang, seperti Rp 500, Rp 1000, atau sekarang Rp 2000.
Buah dari evolusi itu yang paling mencolok terjadi pada penjualan sampo. Sebelum tahun 1993, penjualan sampo botol mendominasi 70 persen, tapi setelah itu komposisinya berubah. Penjualan sampo dalam kemasan kecil yang mendominasi hingga 70 persen. Atas pola belanja masyarakat itu pula, kini hampir seluruh produk yang dipasarkan mempunyai Stock Keeping Unit (SKU) kecil, mulai dari deterjen, produk perawatan tubuh (skin care), insect repellent, vitamin, biskuit, hingga sosis. Produk seperti ini sangat mudah dijumpai di toko-toko tradisional yang jumlahnya lebih dari 1,9 juta gerai di seluruh Indonesia. Kemasan kecil tidak hanya membantu meningkatkan penetrasi pasar, tapi juga menjadi solusi distribusi karena kapasitas tampung toko yang terbatas.
Jumlah toko tradisional dan pertumbuhan penjualannya menurut Nielsen Census dan Nielsen Retail Index:---------------------------------------------------------
Website Raja Rak Minimarket yang lain :
Posting Komentar