Buku > Retail Rules > 3.2. Infrastruktur Sebuah Pilar
Kemajuan bisnis ritel tidak terlepas dari kemajuan teknologi komunikasi dan informasi serta membaiknya infrastruktur seperti pengadaan listrik dan sistem transportasi. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak dalam proses transfer data dan pengadaan logistik seperti yang akan dijabarkan di bawah ini. Proses transfer data bisa hadir dalam beberapa bentuk dari kantor pusat ke masing-masing gerai. Yang berhubungan dengan produk adalah:
Produk baru
Selama beberapa tahun terakhir ini tercatat rata-rata penambahan produk baru dalam satu perusahaan yang mengoperasikan multiformat ritel sebanyak kurang lebih 5.000 Stock Keeping Unit (SKU) pertahun.Tentunya penambahan produk baru ini sangat bervariasi antara satu peritel dengan yang lainnya. Namun demikian bisa diperkirakan bahwa jumlah SKU produk baru bisa mencapai kurang lebih 12-20% dari seluruh SKU yang ada dalam masterfile peritel tersebut.
Perubahan harga/deskripsi/status barang
Sebagai ilustrasi, dalam 1 gerai supermarket terdapat kurang lebih 15.000 SKU. Setiap bulannya ada perubahan harga, perubahan deskripsi, atau perubahan status barang sebanyak 3.000 SKU.
Pengalokasian barang
Biasanya setiap ada produk baru, maka kantor pusat akan mengalokasikan minimal satu karton per SKU ke masing-masing gerai. Atau alokasi bisa juga dilakukan pada saat diskon, kenaikan harga, atau adanya special deal lainnya.
Yang berhubungan dengan supplier adalah:
- Supplier baru Masih banyak sekali perusahaan yang menggunakan distributor lokal, terutama peritel yang mempunyai gerai-gerai di luar Jabodetabek, Bandung dan Surabaya Apabila peritel tersebut tidak mempunyai sentra distribusi atau pemasok tersebut tidak bergabung dengan sentradistribusi peritel tersebut, maka pada saat pembukaan gerai di satu kota baru akan banyak pemasok baru yang harus didaftarkan. Kadang-kadang juga terjadi perubahan pemasok yang merupakan distributor. Frekuensi perubahan ini bisa terjadi cukup sering. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya :
- Berakhirnya kerja sama pendistribusian antara prinsipal dengan distributor
tersebut
- Distributor tersebut mempunyai anak perusahaan dan sekarang anak
perusahaan itu yang menangani distribusi ke peritel tersebut
- kesepTidak adanya akatan kerja sama antara distributor yang lama
dengan peritel
- Perubahan jaringan pemasok dengan produk yang dipasok Sebagai ilustrasi, kalau dalam 1 gerai supermarket terdapat 15.000 SKU maka kurang lebih dalam sistem komputer peritel tercatat 1.800-an pemasok yang memasok barang di gerai tersebut.
- Perubahan term of payment (termin pembayaran/TOP) Perubahan TOP biasanya disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
- Perpanjangan TOP biasanya karena produk distributor tersebut relative
slow moving atau inventory rata-rata produk tersebut lebih lama dibanding
dengan TOP
- Percepatan TOP biasanya jarang terjadi karena peritel biasanya memiliki
margin kecil dan tidak akan membiarkan pembayaran yang lebih cepat.
Namun hal ini mungkin terjadi pada keadaan yang sangat mendesak,
seperti ketika pada tahun 1998-1999 rupiah sangat tidak stabil sedangkan
banyak bahan baku masih harus diimpor sehingga para supplier
membutuhkan uang lebih cepat untuk membeli bahan baku.
Perubahan diskon
Perubahan diskon biasanya merupakan cara lain untuk menaikkan harga atau membuat harga yang lebih bersaing. Setiap hari juga terdapat proses transfer data penjualan dan data penerimaan dari masing-masing gerai ke kantor pusat. Untuk para peritel yang sudah mempunyai sistem yang canggih, maka data penjualan setiap hari ini bisa sampai dengan level SKU. Untuk peritel dengan sistem yang masih sederhana, biasanya data penjualan hanya sampai level departemen.
Kecanggihan sistem informasi sangat mempengaruhi keakuratan proses transfer data tersebut. Seandainya jaringan telekomunikasinya masih kurang baik, maka data yang ditransfer mengalami keterbatasan sehingga kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan yang dilakukan di kantor pusat tidak bisa serta-merta dan secara utuh ditransfer ke toko dan sebaliknya.
Rendahnya tingkat akurasi data bisa mengakibatkan beberapa hal negatif, seperti keluhan konsumen akibat perbedaan harga, Purchase Order yang tidak dikirim oleh supplier karena deskripsi atau harga yang berbeda, stok barang yang lebih dari semestinya karena data penjualan tidak tercatat atau kurang dari semestinya karena data penerimaan tidak ter-capture, shrinkage atau kehilangan yang disebabkan oleh kesalahan administrasi, dan sebagainya.
Proses pengadaan barang (logistik):
Beberapa peritel besar mempunyai sentra distribusi (Distribution Center/DC).
Sentra distribusi mempunyai banyak manfaat seperti:
- Peningkatan service level Masih banyak pemasok yang service level-nya di bawah 80%. Biasanya sentra distribusi mempunyai service level sekitar 5 sampai 10% di atas service level pemasok sehingga secara tidak langsung meningkatkan service level para pemasok tersebut.
- Keberadaan stok Karena sentra distribusi juga menyimpan stok antara 7 sampai 14 hari, maka kekosongan stok bisa dihindari, terutama pada saat libur panjang seperti hari Idul Fitri atau pada saat supplier melakukan perubahan sistem atau perubahan produk.
- Pengurangan inventory di gerai DC biasanya bisa melakukan pemecahan kemasan dari full carton menjadi inner pack atau bahkan pieces. Hal ini sangat membantu kelengkapan barang di toko tanpa perlu menyiapkan stok yang banyak.
- Meningkatkan efisiensi administrasi Proses tukar faktur, pembuatan PO, pengiriman dan penerimaan barang, perubahan harga, perubahan distributor, perubahan kemasan, dan perubahan-perubahan lainnya bisa dilakukan di satu titik dan bukan di banyak titik sebagaimana halnya kalau dilakukan distribusi langsung ke masing-masing gerai.
- Perbaikan margin Di negara yang mengalami inflasi, sentra distribusi sangat membantu untuk mengurangi dampak dari kenaikan harga.
Website Raja Rak Minimarket yang lain :
Posting Komentar