Buku > Retail Rules > 2.1. Peritel Global Indonesia
Jumlah penduduk yang begitu besar, sungguh menarik minat para pemain asing untuk Sumber: Shutterstock segera masuk ke pasar Indonesia. Salah satu pengalaman yang menarik adalah ketika peritel nomor satu di Belanda, Ahold, memasuki pasar Indonesia. Ahold tidak datang dengan cara yang biasa. Ahold datang dengan beberapa konsep sekaligus. Pemikiran dasarnya cukup bagus, yaitu menyadari bahwa konsumen Indonesia menyukai harga murah dan pasar tradisional masih kuat sekali di benak konsumen. Namun demikian, banyak juga konsumen yang mencari kenyamanan dan membutuhkan barang secara mendadak yang harus dibeli sepulang dari kantor.
Ahold hadir dengan tiga konsep, yaitu Tops untuk konsep supermarket, Bi Lo untuk konsep toko diskon, dan Freshmart untuk konsep minimarket/convenient store. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cukup cermat. Tops hadir di daerahdaerah pemukiman yang padat, seperti Sunter (Jakarta Utara), Green Garden (Jakarta Barat), Permata Hijau (Jakarta Selatan), atau Bintaro (Tangerang).
Bi Lo hadir di dekat pasar seperti pasar Tebet (Jakarta Selatan), sekaligus dibuka di enam lokasi dengan iklan satu halaman penuh di media harian utama Indonesia. Ini adalah sesuatu yang jarang atau belum pernah dilakukan pada saat itu. Sedangkan Freshmart hadir di daerah perkantoran atau pertokoan. Menyadari dominasi Hero dan peta persaingan yang agak padat di Jakarta, Tops memilih bergerilya ke luar Jakarta dan dengan agresif membuka gerai yang lebih banyak di Surabaya dan Bandung.
Kebanyakan gerai Tops berdiri sendiri. Populasi Indonesia yang sangat padat dan hampir tidak adanya pemain asing kecuali WalMart, membuat Ahold memberikan fokus yang agak berlebihan, sehingga beban overhead dari head office sangat besar. Akibatnya, beban keuangan menjadi besar pula. Tak lama setelah kehadiran Ahold di Asia (Cina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia) dengan kantor regional di Singapura, Ahold Asia mengalami krisis keuangan yang hebat akibat krisis moneter 1997.
Kontribusi krisis yang cukup besar datang dari Indonesia, karena negeri ini diperparah dengan adanya kerusuhan Mei 1998. Kerusuhan Mei 1998 merusak beberapa gerai Tops dan krisis moneter berdampak cukup serius terhadap keberadaan Ahold di Asia. Pada tahun 2000, Ahold menutup bisnisnya di Cina dan Singapura serta menutup kantor regionalnya di Singapura. Bi Lo juga ditutup karena merugi dan jumlah gerainya tidak pernah bertambah dari enam. Freshmart dijual kepada Abdul Latif, pengusaha dan mantan menteri Orde Baru, dan berganti bendera menjadi Pasar Prima. Akibat krisis berat yang dihadapi Ahold di Amerika Latin dan kepercayaan masyarakat yang begitu merosot terhadap nilai saham Ahold, maka operasional Ahold di Indonesia dan Malaysia dijual kepada Dairy Farm International pada bulan Maret 2003.---------------------------------------------------------
Website Raja Rak Minimarket yang lain :
Posting Komentar