1.6. WalMart Datang

Buku Retail Rules > 1.6. WalMart Datang

Amerika Serikat memang menjadi contoh bagi banyak industri, termasuk industri ritel. Di tahun 1995, peritel nomor satu dunia WalMart masuk ke pasar ritel Indonesia dengan membuka gerai pertama di Supermal Karawaci Tangerang dan Mega Mal Pluit Jakarta Utara (sekarang berganti nama menjadi Pluit Village).
Sebenarnya era baru dalam bisnis ritel Indonesia terjadi pada tahun 1995, karena pada saat itu hadir dua pemain baru, yaitu WalMart dan Mega M, di mal yang masih sangat baru. Mal ini berlokasi di luar kota Jakarta dan berada di kompleks pemukiman baru yang menargetkan masyarakat menengah-atas.
Pada saat itu konsep pemilihan tenant dalam suatu mal belum terlalu dimengerti, sehingga beberapa mal mempunyai lebih dari satu anchor tenant dengan format mirip. Apa yang terjadi? Pada akhirnya keduanya bersaing dalam produk dan harga. Seperti kita ketahui, bila persaingan ini yang digencarkan, pertumbuhan pun menjadi tidak sehat. Sebagai contoh, SuperMal Lippo Village (sekarang Supermal Karawaci) dengan WalMart & Mega M, Mal Lippo City (sekarang Mal Lippo Cikarang) dengan Hero dan Mega M, Mega Mal Pluit (sekarang menjadi Pluit Village) dengan WalMart dan Mega M.
Mega M adalah konsep superstore yang dikembangkan oleh grup Matahari. Produk-produk supermarket berada di lantai dasar, produk busana dan lainnya berada di atasnya. Lokasi kedua superstore tersebut berseberangan dan perang harga terjadi setiap hari.
Bila WalMart mementingkan kerapian display dan menampilkan keAmerika-annya dengan produk donat yang terkenal enak dan harumnya sangat mengundang, maka Mega M menonjolkan ke-Indonesian-nya dengan memajang produk-produk jajanan lokal di depan tokonya, bahkan kadangkadang menggunakan perahu kecil nelayan sungguhan untuk memajang produk seafood atau menaruh pohon pisang sebenarnya di dekat display pisang. Pada saat kerusuhan, WalMart Supermal Karawaci dibakar dan WalMart Mega Mal Pluit dirusak, dan dengan ini persaingan antar keduanya selesai.
Secara umum, persaingan membuat sebuah bisnis lebih sehat. Persaingan membuat pelaku bisnis lebih kreatif dan berpikir keras. Persaingan menguntungkan masyarakat luas pemasok karena memiliki alternatif menjual.
Namun dalam hal persaingan WalMart dan Mega M, kerugian yang dialami keduanya sangatlah tidak sehat. Kehadiran kedua superstore ini dalam mal yang sama bukanlah cara yang benar untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat atau bahwa mal tersebut bisa mendapatkan keuntungan dengan terisinya tempat oleh dua anchor tenant.
Pada akhirnya, kalau salah satu dari anchor tenant yang bersaing itu tidak mampu bertahan, maka tenant-tenant lainnya di sekitar anchor tenant itu juga akan berat untuk bertahan. Di sisi lokasi, anchor tenant yang kalah bersaing itu akan mati secara perlahan namun pasti.
Hengkangnya WalMart setelah beroperasi selama dua tahun lebih, membuat banyak peritel lokal agak lega dan berpikir bahwa yang paling mengerti konsumen Indonesia adalah orang Indonesia sendiri. Bayangkan, WalMart adalah peritel nomor satu di dunia dengan omzet di atas US$ 400 miliar, dengan sistem logistik dan teknologi informasi tercanggih di dunia. Karena itu, mungkin kita bisa menarik kesimpulan bahwa betapa pun canggihnya sistem peritel luar negeri, kalau mereka tidak mencoba mengerti konsumen, maka mereka tidak akan bisa merebut hati konsumen.

---------------------------------------------------------
Website Raja Rak Minimarket yang lain : 

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget