Ketika anda memiliki niat kuat untuk memulai usaha namun terkendala modal, maka muncul-lah pikiran untuk melakukan 'jalan pintas'. Adapun 'Jalan pintas' yang dimaksud adalah dengan berhutang alias mengajukan pinjaman -- guna dijadikan modal usaha anda.
Menurut pandangan admin, berhutang merupakan cara yang sangat tidak dianjurkan untuk memulai usaha. 'Pondasi' bisnis anda akan sangat lemah -- apabila 'ditopang' oleh modal yang berasal dari hutang.
Masih tak percaya?
Apabila anda masih ingin mengajukan pinjaman untuk modal usaha, sepertinya anda harus membaca 3 hal berikut ini. Di sini akan dipaparkan tentang 3 hal yang memperkuat argumen admin -- bahwa JANGAN BERHUTANG apabila ingin memulai usaha. Silahkan anda simak dan resapi 3 hal yang akan dipaparkan di bawah ini!
1. Yang namanya bisnis memiliki 2 kemungkinan (berhasil atau gagal)
Memiliki keyakinan untuk 100% sukses adalah hal yang bagus. Namun, apabila keyakinan tersebut dijadikan 'dalih' sekaligus 'senjata' untuk 'meyakinkan diri' dalam mengajukan hutang, maka lebih baik anda segera 'bangun dari tidur anda'.
Ketika anda memilih 'jalan pintas' untuk berhutang (sebagai modal usaha), maka anda sudah tergolong sebagai sosok yang sombong.
Kenapa disebut sombong?
Karena anda terlalu yakin dengan visi anda bahwa bisnis anda PASTI sukses.
Ketahuilah, dalam menjalankan bisnis -- kemungkinan hasilnya tidak hanya satu -- melainkan 2 kemungkinan, yakni SUKSES atau GAGAL. Jangan lupa, yang menjadi penentu keberhasilan anda adalah TUHAN, bukan khayalan anda sendiri.
Bayangkan, kalau bisnis anda GAGAL dan anda harus membayar 'hutang modal' yang menjadi kewajiban anda. Maka anda akan 'jatuh + tertimpa tangga pula'. Sudah bangkrut, harus bayar hutang pula.
Admin sendiri memiliki prinsip untuk menghindari yang namanya hutang. Apabila dikaitkan dengan menjalankan usaha, admin lebih memilih menjalankan usaha yang efisien dari segi modal (baca: menjalankan bisnis dari nol), meskipun harus bersusah payah merintisnya.
Admin tidak mau terjebak pada mental sebagian besar pebisnis yang 'mau berbisnis asalkan modalnya banyak -- meskipun dengan berhutang'. Prinsip admin, dalam memulai bisnis -- kalau bisa harus efisien, hemat, biaya minim, hasil maksimal, dan kalau gagal tidak rugi-rugi amat.
2. Jangankan berkembang, survive saja sulit apabila terlilit hutang
Menjalankan usaha dengan modal yang didapat dari utang, tentu perlu kalkulasi yang bagus. Yang namanya memulai usaha, tujuan pertama kita adalah survive alias bertahan hidup. Polanya adalah seperti di bawah ini:
Survive (merintis) ---> berhasil ---> konsisten (stabil) ---> berhasil ---> bertumbuh (ekspansi).
Nah, apabila anda menjalankan bisnis dengan modal berupa hutang, maka anda akan kesulitan untuk bertahan di fase yang pertama -- yaitu survive. Yang namanya bisnis awal (permulaan), tentu produk / jasa / layanan yang anda jual tidak langsung laku. Ada banyak tahapan yang harus anda lalui, dan itu mengharuskan anda untuk terus survive.
Menurut admin, harus survive saja kita sudah susah payah, belum lagi harus membayar hutang / kewajiban bulanan yang harus kita bayar. Apabila telat, maka 'bunga pun akan berkembang' dari waktu ke waktu. Semakin lama telat, maka 'bunga yang berkembang akan terus beranak cucu'.
Sedikit pandangan mengenai 'orang yang mengambil keuntungan' dari yang namanya hutang (umumnya yaitu perbankan). Tidakkah mengherankan kalau di Indonesia banyak bank yang berdiri, namun semuanya bisa terus eksis alias tidak ada yang rugi?
Jawabannya karena bisnis mereka -- yakni 'menggandakan uang' dengan meminjamkan 'uang berbunga' sangatlah 'menjanjikan'.
Maka dari itu lembaga-lembaga keuangan akan berusaha semaksimal mungkin untuk 'menggaet' debitur (orang-orang yang berhutang), karena mereka-lah 'mangsa empuk' untuk 'penggandaan uang' tersebut. Apabila mereka tak bisa bayar (kredit macet), toh ada 'senjata pamungkas' yakni penyitaan jaminan berupa aset milik debitur.
Salah satu faktor yang membuat anda begitu mudah dalam mendapatkan hutang adalah karena prosesnya yang semakin mudah, iming-iming bunganya yang kecil, dan lain sebagainya. Belum lagi mental mayoritas masyarakat Indonesia yang 'serba instan' (termasuk 'ingin instan' dalam mendapatkan modal), membuat perbankan semakin berjaya.
3. Apakah enak menjalankan usaha dengan 'bayang-bayang' kewajiban yang harus dibayar?
Paling enak menjalankan usaha itu tanpa adanya hal-hal lain di luar usaha yang harus dipikirkan. Jadi, anda bisa fokus menjalankan usaha anda tanpa dibayang-bayangi rasa takut akan 'sesuatu'.
Apabila anda menjalankan usaha dengan modal dari pinjaman, maka anda akan dibayang-bayangi oleh kewajiban untuk mengangsur pinjaman tersebut (plus bunganya). Lain halnya kalau usaha anda ditopang oleh dana investor, maka 'bayang-bayang ketakutan' tak sebesar modal dari hutang.
Apakah enak menjalankan bisnis dengan dibayang-bayangi kewajiban membayar hutang?
Kalau menurut pendapat admin, menjalankan usaha haruslah tanpa beban agar bisa fokus. Apabila menjalankan usaha dengan modal berupa hutang, maka selalu ada bayang-bayang ketakutan kalau-kalau tak bisa membayar hutang. Seandainya hal itu benar-benar terjadi, maka habislah sudah!
Admin sangat anti dengan yang namanya berhutang, kalau pilihannya antara 'menjalankan bisnis atau tidak'. Menurut admin, berhutang TERPAKSA dilakukan kalau pilihannya antara 'hidup atau mati'.
Berhutang untuk menjalankan usaha memang marak terjadi. Selain karena kemudahan prosesnya, program pinjaman akhir-akhir ini penuh dengan iming-iming bunga kecil dan kelebihan lainnya. Namun dibalik iming-iming tersebut, terdapat 'sisi gelap' yang sangat merugikan debitur. Tapi kalau 'sisi gelap' tersebut dilihat dari sudut pandang si peminjam uang, itu merupakan 'lahan empuk' yang menggiurkan.
Apakah anda sudah paham?
Kalau belum paham juga, silahkan tetap keukeuh dengan keyakinan anda untuk berhutang. Toh, bisnis yang anda jalankan juga PASTI sukses (menurut khayalan anda), dan anda pasti bisa melunasi hutang tersebut.
sumber : http://www.onlenpedia.com/2017/05/jangan-memulai-usaha-dengan-berhutang.html
Posting Komentar